24/7 Support number +62- 821 - 3817 - 2799

Karimunjawa, Singkat Namun Berkesan

By: Sonti Soraya Sinaga Kompasiana

Karimunjawa, Singkat Namun Berkesan

Karimunjawa, saya sudah mengimpikan wisata di kepulauan ini sejak 2010. Dan tibalah harinya ketika akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di kepulauan ini pada 14 April 2012 lalu. Siang itu kapal cepat Kartini yang saya tumpangi dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akhirnya bersandar di pelabuhan besar Pulau Karimunjawa. Dari dalam kabin kapal saya sudah mulai bisa mencicipi indahnya pulau tersebut. Air di darmaga tersebut terlihat jernih, sehingga dasarnya yang berpasir putih dengan ikan-ikan kecil yang berenang di dalamnya bisa saya lihat dengan jelas. Seketika lelah perjalanan dari Jakarta serasa sirna dibuatnya.
Saya merencanakan liburan ini bersama 3 orang teman saya, yaitu Mula, Uci dan Donny. Karena kami sama sekali buta akan Pulau Karimunjawa ini, maka kami sepakat untuk mengikuti paket wisata dari salah satu agen wisata. Paket wisata yang kami ikuti adalah paket untuk 2 hari 1 malam. Di sana kami menginap di Wisma Wisata, yang dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara.
Sebelum kegiatan wisata dimulai, kami makan siang terlebih dahulu. Menu makan siang kami hari itu makanan yang sudah memperlihatkan kekhasan wisata bahari, yaitu sotong, ikan, sayur dan sambal, serta es kelapa muda segar sebagai penutup. Selesai makan kami segera bersiap untuk berwisata. Sebelum memulai aktivitas wisata di Karimunjawa jangan sampai lupa menggunakan sun block terlebih dahulu jika tak ingin kulit tubuh jadi terbakar. Kami bergerak dengan menggunakan kapal motor kecil dari pelabuhan kecil di dekat alun-alun Kecamatan Karimunjawa, menuju Pulau Menjangan Kecil. Di sekitar pulau ini banyak ikan-ikan kecil yang biasa didatangi wisatawan untuk diberi makan remahan roti. Tour guide kami sudah menyiapkan roti untuk dilempar ke ikan-ikan tersebut.
Setelah puas bermain ‘lempar roti’ dengan ikan-ikan lucu tersebut, saatnya untuk snorkeling. Awalnya saya agak takut untuk terjun ke dalam laut, karena saya memang tidak terlalu mahir berenang, selain itu penglihatan saya yang rabun jauh juga cukup membatasi dan kali itu adalah pengalaman pertama saya untuk snorkeling. Tapi ketika melihat peserta tour lain yang asik berenang saya jadi penasaran, dan akhirnya saya memberanikan diri untuk terjun. Dan saya tidak pernah menyesal, karena saya mendapati pemandangan bawah laut yang sangat indah. Ada gugusan terumbu karang yang sangat terjaga, dengan ikan-ikan kecil yang berenang lincah. Saya begitu asyiknya menikmati pemandangan itu sambil mengejar ikan-ikan kecil tersebut sampai saya salah naik kapal.
Waktu untuk snorkeling di Pulau Menjangan Kecil selesai, kami bergerak ke Pulau Tengah. Di sini ada wisma terapung dan kolam untuk penangkaran ikan hiu putih. Wisatawan diperbolehkan untuk berenang bersama hiu-hiu putih kecil yang ada di kolam tersebut. Hiu-hiu itu memang jinak, mereka bahkan tidak mendekati orang yang berenang mendekatinya. Tapi bagi saya, ini benar-benar menakutkan, sehingga saya sama sekali tidak berani untuk berenang di kolam tersebut, begitu juga dengan teman saya, Mula. Jadi kami hanya duduk di pinggir kolam memperhatikan Uci dan Donny yang asyik berenang bersama hiu-hiu kecil itu.Matahari beranjak turun, kami lalu bergerak ke Pelabuhan Sahbandar yang berada tidak jauh dari penangkaran hiu tadi. Di sini kami hanya duduk di darmaga sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.
Malam pun tiba. Selesai mandi, kami semua menikmati makan malam yang spesial. Makan malam kami sungguh spesial malam itu. Kami duduk menghadap meja bundar berpayung rumbai-rumbai yang dihiasi bunga-bunga putih. Menunya pun spesial, yaitu pindang serani (makanan khas di Karimunjawa), calamary goreng tepung dengan saos spesial, telur mata sapi, dan teh manis hangat. Selesai makan, kami berjalan kaki untuk menikmati suasana pemukiman penduduk Karimunjawa. Kami melewati beberapa toko souvenir di sana yang tidak terlalu banyak, tapi barang yang dijajakan cukup variatif, harganya pun relatif murah menurut saya dan masih bisa ditawar.
Puas berbelanja souvenir, kami menuju alun-alun. Pada malam minggu, alun-alun akan menjadi lebih ramai dari biasanya. Di sana ada banyak pedagang yang menjajakan makanan dengan menggunakan gerobak. Para pedagang ini juga menyediakan terpal untuk diduduki para pengunjungnya. Kebanyakan pengunjung di sana tidak lain adalah para wisatawan. Saat itu kami tergoda untuk mencicipi ikan bakar yang dijajakan oleh salah satu pedagang, karena kami lihat ikannya masih segar. Maka kami segera menempati terpal kosong di sekitar si pedagang tersebut. Kami memesan seekor ikan bakar yang cukup besar dan cumi-cumi. Pesanan kami memang agak lama datangnya, tapi ketika kami mencicipi rasanya, rasanya tak rugi menunggu lama. Rasanya benar-benar enak. Ikannya masih segar dipanggang sempurna dengan campuran bumbu yang pas. Dan yang tak kalah penting, harganya murah sekali, hanya Rp 40.000,- untuk seekor ikan bakar, cumi-cumi bakar, dan 6 gelas teh hangat.
Keesokan paginya kami bangun dengan disambut hujan gerimis. Kami agak sedih, karena tak bisa menikmati pemandangan matahari terbit. Tapi kami tetap semangat untuk kegiatan wisata di hari kedua tersebut. Selesai sarapan kami bergerak lagi dengan kapal motor menuju Pulau Menjangan Besar. Di sini ada spot snorkeling yang disebut spot Gosong. Ketika tiba di tempat itu kami sudah bisa melihat keindahan taman bawah laut dari dalam kapal. Warna-warninya terlihat indah dan menarik untuk dinikmati dari dekat. Tanpa ragu-ragu lagi saya segera turun. Pemandangan di sini lebih indah, terumbu karang tersusun lebih berwarna. Langit memang cukup kelabu hari itu, tapi pemandangan bawah laut itu membuat hari saya jadi penuh warna.
Selesai snorkeling kami bergerak menuju Pulau Cemara. Pulau ini adalah pulau kecil tak berpenghuni. Ketika kami merapat ke pulau ini kami bisa melihat hamparan pasir putih di pinggirannya, jadi segera saja kami berhamburan menyusuri pantai cantik itu. Air yang jernih dan hamparan pasir putih yang berpadu menyajikan pemandangan indah di bawah langit kelabu siang itu. Gerimis sempat turun ketika itu, tapi sama sekali tidak melunturkan keindahan pantai tersebut. Malah bagi saya hal tersebut merupakan sesuatu yang berbeda, karena biasanya orang menikmati suasana pantai ketika langit sedang cerah berwarna biru, tapi saya bisa menikmati warna biru laut di tepi pantai kala langit kelabu bersama gerimis.
Mendekati tengah hari, langit mulai cerah, walaupun masih banyak awan yang berarak, kami masih asyik bermain-main di Pulau Cemara. Kami menemukan banyak bekas cangkang kerang yang unik di pantai itu. Namun bekas cangkang kerang itu tidak boleh diambil seenaknya, karena Karimunjawa adalah taman laut nasional, sehingga keindahan dan keasrian dari semua yang ada di dalamnya harus benar-benar dijaga.
Keindahan alam Karimunjawa memang belum terlalu banyak diekspos, sehingga pantai-pantai di sini banyak disebut sebagai pantai yang masih perawan dan belum terjamah. Saya sungguh berharap, agar keindahan alam di Karimunjawa dapat terus terjaga dengan baik, seiring dengan berkembangnya media informasi yang dapat mengakomodasi penyampaian informasi mengenai potensi wisata Karimunjawa ini.
 

Hubungi Kami

RESERVASI SEKARANG

0821-3817-2799 📱 082-333-333-102
@karimunjawaopentrip 📝 Testimoni
Visit Karimunjawa