Karimun Jawa: A to Z!

Uhuk Uhuk!! Saya mengalami kepayahan
yang cukup berat karena efek perjalanan ke Karimun Jawa, 16 hingga 21
Oktober 2009 yang lalu. Batuk ini tak kunjung pergi. Sariawan di dua
tempat. Sakit kepala dan pening yang menyiksa. Namun semua “penderitaan”
itu terbayar dengan liburan yang berkualitas selama 4 (empat) hari di
Karimun Jawa!
Berikut Gosip dan Fakta nya … Eh Data dan Fakta^^
Jumat, 15 Oktober 2009
Stasiun Pasar Senen – Stasiun Tawang
1. ANJRIT!
Dan, ada satu fakta yang membuat saya meringis di malam jumat yang
biasanya diliputi dengan kismis alias kisah-kisah misteri itu, yaitu
saya kehabisan stock celana dalam! Horror! Di lemari hanya tinggal
boxer-boxer saja. Huahaha. Plak.
2. Berguncang! Jakarta
pun terguncang … saya membereskan tas sambil berlindung di bawah meja
lalu ngacir ke toilet trus ngibrit secepatnya ke Stasiun=p
3. Ceriwis. Setelah
grup Jakarta terkumpul di Stasiun Jatinegara, keributan pun dimulai.
Dalam satu gerbongnya, sepertinya hanya di kursi 10-11 yang lebai, mulai
dari jeprat-jepret, makan bakpao, hingga ngegosip hebat kayak di studio
insert. Sepertinya penumpang senja utama Semarang di Gerbong 5 sedang
bersabar setelah diguncang Gempa sehingga tak ada 1 botol air mineral
pun yang terlempar ke arah kursi tersebut.
Sabtu, 16 Oktober 2009
Stasiun Tawang – Pelabuhan Tanjung Mas – Karimun Jawa
1. De Morning.
(maksa, hihihi). Setelah mengadakan rapat internal (hihihi.. ), kami
memutuskan untuk menumpang mandi di Hotel tempat Mas Dhian (teman yang
sudah datang sehari sebelumnya dari Cirebon) yang tidak begitu jauh dari
stasiun karena kondisi toilet umum yang kami temukan kurang layak
pakai, termasuk dengan kenyataan bahwa gayung pun harus ditaliin biar
kagak dicuri maling. (Berita Pagi ini: Untuk mengantisipasi Maling
Gayung, sejumlah pengusaha toilet di Semarang terpaksa “merantai”
gayungnya! PLOK …).
2. Eji Nyali.
Bangunan tua itu bernama Hotel Raden Patah. Ternyata Mas Dhian menginap
di sana. HORROR!! Beruntung hari sudah pagi, sehingga tidak perlu ada
adegan “kepala muncul dari bak mandi” saat byar byur di kamar mandi.
Tapi memang ada satu penampakan baru muncul ketika kami bersiap di
hotel, yaitu Bu Tac dari Surabaya. Hihihi.
3. Fiuhhh! Saat menuju pelabuhan, kami merasa benar-benar berada di Semarang! Banjiiirrr Rob. Yihaa …
4. Gagah Perkasa.
Perasaan menjadi tenang, ketika melihat kondisi luar kapal cepat
Kartini I. “Sepertinya kuat dan tahan lama …”. Hihihi. Kapalnya bagus.
5. Haman.
Life Jackets. Life Jackets. Life Jackets. Yiha. Life jacket berada di
bawah kursi masing-masing penumpang. Haman. Haman. Haman. (maksudnya:
AMAN, pak!)
6. Ini Kartini!
Keadaan bagian ruangan penumpang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
eksekutif yang berada di bagian atas dan bisnis yang berada di
bawahnya. Saya kurang begitu paham letak perbedaan dua kelas tersebut
(sama2 ber-AC kok! PLAK! Emang kereta! Hihihi), namun ketika
bermain-main ke kelas eksekutif sepertinya kursi lebih empuk dan nyaman.
Ada harga ada rupa. Kapal pun berjalan. Tenang … Tenang … Tidur … Tidur
…Foto …Foto … Makan … Makan
7. Jempur Sari
(makin maksa …). Selain kehebohan ibu-ibu PKK yang ribut dengan
kacamata Manohara-nya. Fakta lain yang menggelitik adalah “siaran lokal”
yang muncul di tivi selama perjalanan adalah LAGU-LAGU TERKINI mulai
dari ST 12 hingga Kangen Band, eh termasuk campur sari by RANO PARNO.
8. Kamar Apung. Penginapan
yang cukup unik dan berdiri di pinggiran Pulau Menjangan Besar sehingga
kami harus memakai perahu untuk menuju Wisma Apung. Wisma Apung terbagi
dua jenis kamar, yaitu AC dan Non AC. (Kamar AC mempunyai kamar mandi
pribadi sedangkan kamar non AC kudu rela berbagi kamar mandi). Kamar
mandinya pun cukup unik, benar-benar menggambarkan rantai makan yang
seutuhnya (buang – makan – buang – makan). Sedangkan untuk urusan makan,
Wisma Apung telah menyediakan catering dengan rasa yang cukup lezat dan
sanggup menyajikan menu yang sebelumnya kami perbincangkan (sepertinya
ada cctv nya deh!! Yakin. Hahaha).
9. Lestu cuti? Baru
saja trip dimulai sudah menanggung derita. Ada yang kebaret kayu,
nginjek karang sampe ketusuk bulu babi. Pada dapat restu dari kepala
kantornya gak sih buat cuti liburan? =D
10.Menawan! Sunset
paling yahud!! Beneran … Sumpah kagak pake sekuel pocong dah! Kami
melihat sunset di Pulau belakang wisma apung dengan menyeberangi laut
yang gak sampe sepinggang dalamnya..
11.Nanas Naga Nemangka Napel! ABC
5 DASAR!! Saking gembelnya kagak ada yang bawa kartu/monopoli/gaple (PS
3? PLAK!), kami pun terpaksa balik ke jaman sd. M … Nama kota? MADURA …
-Engggg…- SREEETT … muka pun putih dengan sun block!
Minggu, 17 Oktober 2009
Wisma Apung – Pantai Ujung Gelam – Pulau Cemara Besar – Pulau Menjangan Kecil – Pulau Menjangan Besar (Tour berkeliling Pulau)

1. OMG! Batal hunting sunrise di Pantai Nirvana. Sunrise dari Wisma Apung tidak kalah keren kok, apalagi sambil nyeruput teh hangat.
2. Perahu .
perahu buat one day tour kami datang paling terakhir di antara
grup-grup lain yang menginap di wisma apung. Parahnya, mereka tidak
menyiapkan life jacket dan alat snorkelling yang layak pakai. HUH!
Pelajaran nih … Biaya sewa perahu sehari Rp 300.000,00 belum termasuk
alat snorkeling (Bendahara bin Manohara bener kagak?)
3. QQ – Qujung Qelam!
Demi mengejar ketenangan, kami memulai trip dari Ujung Gelam bukan ke
Cemara Besar. Dan terbukti di Ujung Gelam tak ada perahu lain yang
bersandar selain perahu dari grup kami. Biaya sandar kapal Rp 25.000,
00. Di Ujung Gelam, bisa melakukan aktivitas snorkelling maupun bermain
pasir dan air.
4. Ramburadul!
“Foto berlari ala Baywatch ya!! Lari … ”, kata Fotografer. BRUUKKK.
Seorang “model sok baywatch” malah berpose ambruk seperti model korban
yang sudah terdampar di tepi pantai. DODOL.
5. Sesi selanjutnya.
Foto dodol pun berlanjut di Pulau Cemara besar yang memang cocok untuk
ajang narsis dan eksis dengan beragam gaya dan kelincahan. Halah! Masuk
ke pulau ini FREE!
6. Tangga Harum Manis.
Kebetulan pas jam makan siang, kami memutuskan untuk MAKSI di atas
kapal sisi sebaliknya dari tempat yang kita tuju saat datang di Pulau
Cemara Besar. Mangga … Mangga … Makan sambil digoyang-goyang! Mangga nya
enak … Rebutan lagi!
7. Urine!
Pulau Menjangan Kecil adalah tujuan selanjutnya. Sayangnya kami tidak
bisa masuk hingga ke pantai. Kapal kami hanya bersandar di beberapa
meter dari pantai yang ditumbuhi pohon kelapa yang berjajar. SNORKELLING
pun dimulai. Mangstab! Meskipun saya gak berani melepas tali …Huahaha.
Btw, hayoo siapa yang buang air kecil di sini? NGAKU!!! =p
8. Vete Vete ah Vete vete donk! Sebenarnya kami melewatkan 1 pulau, yaitu Pulau Cemara Kecil dalam one day tour kali ini. Hiks
9. Wiu Wiu Wiu.
Tujuan terakhir adalah sebuah kolam hiu di samping Wisma Apung.
Ternyata tidak begitu spesial dan tetap nggak ada yang berani
“berkenalan” dengan para hiu, padahal para hiu sudah menanti kedatangan
kami. Hihihi.
10.Xamsud lo??
“APAAAA?? 35 RIBUUUU?” Huh … Kejadian paling bikin bete nih, pas
mendengar harga sewa alat snorkelling yang menurut info yang kami
dapatnya seharga Rp 25.000,00 saja. Mending alatnya bagus-bagus …
(Apalagi ada salah satu kacamata yang hilang, sehingga salah satu dari
rekan kami terpaksa mengeluarkan kocek lebih untuk menggantikannya. Rp
150.000,00. Hiks). TIPS: mending nyewa alat snorkelling di darat cuman
Rp 15.000,00 aje cing!

Senin, 19 Oktober 2009
Wisma Apung – Pulau Kemujan – Dermaga (Pelabuhan Legon Bajak?) – Bandara Dewandaru – Kampung Adat Bugis – Makan Sunan Nyamplung – Pantai Legon Lele – Resort (lupa namanya) – Warung Makan Bu Ester – Sunset di Ujung Gelam (Tour Darat Berkeliling Pulau Karimun dan Pulau Kemujan)
1. Ya Mahmud!
Di hari kedua ini, sebenarnya ada pilihan lain jika masih ingin
berkeliling pulau, yaitu menuju Pulau Tengah dan Pulau Kecil di sisi
timur pulau utama. Namun mengingat ombak cukup besar dan angin bisa
bikin “enter wind kronis”, akhirnya grup kami memutuskan untuk tour
berkeliling pulau utama melalui jalan darat bersama PAK MAHMUD yang
ramah, ceplas ceplos, serta unik dengan “badan gusur”-nya (lupus
bangget!). Kata temen saya, “jangan gilllaaa dunk!!”
2. Zepeda!
Perjalanan darat ini melewati jalanan beraspal yang cukup halus namun
berliku dan naik turun serta dengan keelokan panorama alam Karimun plus
bonus pemandangan kehidupan sehari-hari penduduk Karimun secara lebih
dekat. Sehingga saya pun bisa tahu jika sepeda milik anak2 karimun juga
gak kalah keren dibanding dengan sepeda milik teman-teman mereka di
kota.
3. Ajaib? Sawah
Karimun!! Hutan Mangrove Karimun!! Sungai Karimun?” Hal-hal yang
sederhana namun membuat kami untuk berhenti sejenak, yaitu salah satunya
lahan persawahan tadah hujan yang terlihat gersang setelah panen.
Seperti halnya sawah, kami juga berhenti di sebuah jembatan sebelum
memasuki kawasan hutan mangrove yang merupakan batas antara Pulau
Karimun dan Pulau Kemujan . “Sungai” yang berada di bawah jembatan
merupakan semacam selat super kecil, karena aliran air tersebut memang
tidak layak disebut sungai karena tidak mempunyai hulu dan hilir. Ada
satu hal yang unik dari “sungai” ini, yaitu saat siang hari, alirannya
dari timur ke barat. Namun saat sore harinya, alirannya berubah dari
barat ke timur. Bener gak ya? (Hasil Googling! Sumber:
http://superwid.wordpress.com/2009/06/01/45-kilometer-kj-6/).
4. Bermaga! Kami
juga menyempatkan mampir di salah satu dermaga di Pulau Kemujan sambil
menikmati panorama laut lepas yang berbeda. Selain itu, ada pemandangan
sebuah kapal karam dengan posisi miring di tepi pantai dekat dermaga dan
sebuah rumah Malaysia di dekat pintu masuk dermaga (yang punya pernah
bekerja menjadi TKI di Malaysia, begitu kata Pak Mahmud! Masak jadi TKI
di Arab Saudi. Hihihi).
5. Cumput Laut.
Pantai dan Petani Rumput Laut. Salah satu kelebihan menggunakan jasa
Pak Mahmud adalah bisa berhenti di mana saja kita mau! Haha. Kami sempat
berhenti di sebuah pantai yang penuh kapal nelayan dan sempat
melihat-lihat rumput laut yang sedang “berjemur” (dijemur ya! PLAK).
6. Dewadaru. Kami
tak kelewatan untuk menengok sejenak ke bandarayang merupakan salah
satu akses yang dapat ditempuh untuk menuju Pulau Karimun dengan
menggunakan pesawat kecil. (Ya iyalah masak Airbus!).
7. Egeunvile!
Kampung Bugis Paling Indah. “Mbak, kalo mau foto rumah panggungnya di
depan saja. Bagus”, kata Pak Mahmud. Kami pun mengikuti saran Pak
Mahmud. Lalu ketika mobil berhenti di salah satu rumah panggung. Pak
Mahmud berkata, “Itu rumahnya!”. Karena kami adalah peserta tour yang
kritis maka salah satu rekan kami bertanya, “Mengapa rumah ini yang
bagus, Pak?”. Kemudian Pak Mahmud menjawab, “Karena banyak bunganya!”.
Muka kami pun mendadak cengok seketika, lalu manggut-manggut. Hahaha.
Bunga Eugenville!! Bougenville, bang!
8. Fok*ng.
(soto b*kong maksudnya, hihi) Saat kami bertanya kepada Pak Mahmud lagi
tentang makanan khas di Karimun Jawa, maka yang keluar dari mulutnya
bukan ikan bakar kemujan siram saos tiram, cumi cemara cah jamur, atau
kerang tjap karimun djawa, namun SOTO B*KONG KHAS KARIMUN JAWA.
Huahahaha. Sampai sekarang kami belum kesampaian untuk menikmati
kelezatan soto b*kong ini.
9. Gotak Amal dan Makam Sunan Nyamplung.
Dengan berjalan menaiki jalanan berliku dan menanjak, kami sampai di
sebuah tempat layaknya tempat parkir mobil. Tidak begitu jauh dari
tempat mobil berhenti, ada anak tangga yang menuju ke tempat yang lebih
tinggi yang berujung pada sebuah makam dan sebuah mushola.
Assalamualaikum … Permisi … (Abis itu kami malah menemukan spot yang
memberikan view laut lepas. Indah. Kami terlena hingga lupa untuk
memasukan uang di kotak amal saat balik. Hihihi. Maaf. Maaf).
10.Haskar Pelangi. Sebuah
pantai yang sepi dan berada di sebuah teluk (legon). Pemandangannya
begitu lengkap, gunung, pantai dengan pasir putih, karang dan pepohonan
rimbun. Kami sempat berfoto ala Laskar Pelangi di pantai sini. Ada view
yang ciamik, sebelum memasuki kawasan legon lele. Dengan posisi yang
lebih tinggi, maka kami seperti berada di view point yang bisa menatap
laut dari perbukitan. Dan, setelah browsing, ternyata di sekitar Legon
Lele terdapat camp area dan sumber mata air tawar. WOW.
11.Intip Resort. Meskipun
nggak nginep di resort, namun kami menyempatkan untuk berkunjung di
salah satu resort di deket Nirvana Lodge (lupa namanya). Resort ini
memang bagus, mempunyai view mantap, pantai pribadi serta dermaga
pribadi. WOW! Mupeng …
12.Jarung Makan Bu Ester & Mangga Kupas 2000 Perak.
Berhubung kami sudah bilang tidak memakai jasa catering untuk lunch
kepada Bu Nurul (pemilik wisma apung), kami menyempatkan diri untuk
mencicipi “warteg” ala Karimun di Warung Makan Bu Ester. Harganya cukup
murah dengan masakannya standar warteg. Namun ada satu hal yang membuat
kami ingin ke warung itu terus, yaitu MANGGA. Satu buah mangga manis
siap makan (sudah dikupasin, dipotongin, dibungkusin, dikasih tusuk
gigi, tapi gak disuapin!) dihargai dengan 2000 perak saja!
13.Kunset di Ujung Gelam.
Kami menutup trip susur daratan Karimun dan Kemujan dengan memutuskan
untuk menikmati kala sang surya tenggelam di Pantai Ujung Gelam yang
sehari sebelumnya sudah kami singgahi. Pak Mahmud hanya sanggup
mengemudikan mobilnya hingga sebuah jalan setapak yang hanya bisa
dilalui oleh sepeda motor sehingga dengan sangat terpaksa kami harus
berjalan kaki menyusuri bukit hingga menembus semacam celah yang
langsung bertemu pantai! WOW … Serasa sedang syuting film The Beach!
Petualangan yang berbeda dengan lokasi yang sama, termasuk indahnya
sunset dan jatuhnya seorang wanita perkasa dari atas pohon kelapa.
Hihihi.
14.Langkaian bintang yang
bersinar terang di atas kepala ketika saya menyeberangi lautan menuju
Wisma Apung merupakan langit malam terindah selama di Karimun.
Perjalanan beberapa menit itu terasa begitu khidmat dengan kepala yang
menengadah ke langit luas

Selasa, 20 Oktober 2009
Wisma Apung – Dermaga Karimun – Pelabuhan Kartini, Jepara – Pelabuhan Tanjung Mas – Stasiun Tawang
1. Musim Ombak Gedhe, Kapal tidak datang?
Cuaca Buruk? OH … Kabar di Selasa pagi itu sempat membuat dag dig dug.
Hwaa … “Apakah ini efek dari tidak nyemplungin kotak amal di Makan Sunan
Nyamplong ya?”. Hihihihi. Gak boleh nyela. Gak boleh nyela.
2. Nabar gembira! Namun
setelah menunggu ketidakpastian di dermaga berteman mangga, ternyata
datang sebuah kabar gembira. Kapal Kartini bakal berlayar jam 12 siang!
Saya sih masih deg degan … aman gak ya?
3. Oh Em Ji. Berlayar
sih memang berlayar, tapi ombaknya … BUJUG DAH!! Kayak naik kora-kora.
Tiga butir antimo yang saya telan tidak berhasil membuat saya tertidur.
Pikiran saya (kalo saya tertidur siapa yang bakal makein life jackets)
telah membuat saya terus terjaga. Hiks.
4. Pening.
Kesulitan transportasi dari Tanjung Mas menuju Tawang membuat kami
memutuskan untuk memanggil taksi, namun ternyata si taksi tak kunjung
tiba. Akhirnya kami menghentikan taksi yang kebetulan lewat, sedangkan
yang tidak dapat jatah taksi naik ojek hingga ke Tawang!
5. QEPAR QEPAR.
Setelah makan malam di kereta saya pun tertidur pulas di salah satu
kursi yang kosong. LEGA bisa slonjoran dan sambil mengingat momen demi
momen dari perjalanan sebelumnya.
Rabu, 21 Oktober 2009
Stasiun Pasar Senen – Kosan
Rrrrr … MAKIN QEPAR! QEPAR!
Meriang. Kulit Gosong. Batuk. Pusing. Komplit!! Dan, sampe sekarang!!!
Tapi terbayar lunas dengan semua pengalaman selama di Karimun Jawa.

Sumber: http://www.dansapar.com

Sumber: http://www.dansapar.com
Terimakasih atas kunjungan Anda beserta kesediaan Anda membaca artikel ini. Komitmen dan pelayanan serta keselamatan kami utamakan demi kenyamanan dan kesenangan anda sekalian.mengapa pelayanan kami yang terbaik, disamping kami memiliki orang-orang yang profesional, Kami bekerja sama sangat baik dengan penduduk setempat, koordinasi Tim kami yang kompak, ramah, dan bertanggung jawab